Indonesia membukukan impor dengan Bhutan US$ 2,9 juta data per Desember 2023. Nilai tersebut naik 73,77% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat US$ 1,67 juta.
Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Bhutan, impor dalam 10 tahun terakhir dalam tren naik. Tahun 2023 merupakan catatan sejarah dengan rekor nilai impor tertinggi.
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Mutiara Alami atau Berbudaya dari Swiss pada 2023)
Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diimpor dari Bhutan, 39 produk bernilai lebih dari satu miliar dolar. Selain itu menurut data Trademap, dari negara ini terdapat dua produk utama Indonesia yang diimpor setiap tahun. Artinya, ada ketergantungan cukup besar untuk produk-produk impor tersebut. Lainnya, sebagian besar produk merupakan impor produk yang juga banyak diimpor dari negara lain.
Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Bhutan. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.
- Besi dan baja
Di urutan pertama, Indonesia banyak mengimpor Besi dan baja. Dalam klasifikasi tradmap, Besi dan baja masuk kategori produk HS dengan kode 72.
Pada 2023, Indonesia tercatat mengimpor sebanyak US$ 2,89 juta. Nilai impor Besi dan baja ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat US$ 1.669 ribu.
- Reaktor nuklir, boiler, mesin dan peralatan mekanis
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Bahan Kimia Organik dari Anguilla pada 2023)
Di urutan kedua, impor Indonesia paling banyak adalah produk Reaktor nuklir, boiler, mesin dan peralatan mekanis. Nilai impor dari Bhutan pada 2023 tercatat US$ 9 ribu. Pada tahun sebelumnya Indonesia tidak mencatat adanya impor dari negara ini.
- Wadding, Felt dan Nonwovens
Impor produk lainnya adalah Wadding, Felt dan Nonwovens sebanyak US$ 0 ribu. Pada tahun sebelumnya Indonesia tidak mencatat adanya impor dari negara ini. Impor Wadding, Felt dan Nonwovens yang terbesar saat ini masih berasal dari Bhutan. Selain negara ini, lima negara terbesar yang menjadi sumber impor Wadding, Felt dan Nonwovens Indonesia adalah Cina, Jerman, Amerika Serikat, Italia dan Jepang.
- Ekstrak penyamakan atau pewarnaan
Impor Ekstrak penyamakan atau pewarnaan dari Bhutan, saat ini merupakan yang terbesar. Dari negara ini, Indonesia melakukan impor sebanyak US$ 0 ribu. Negara lainnya yang menjadi andalan impor Ekstrak penyamakan atau pewarnaan dengan nilai terbesar adalah Jerman, Cina, Amerika Serikat, Belanda dan Belgia.
- Kain Anyaman Khusus
Indonesia melakukan impor produk ini berasal dari 0 negara. Impor Kain Anyaman Khusus dari negara ini merupakan yang terbesar. Negara lain yang masuk lima besar suplier produk impor ini ke Indonesia adalah Cina, Hong Kong, Cina, Jerman, Italia dan Taipei, Cina.