Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai US$22,87 miliar.
Pasar terbesarnya adalah India dengan nilai US$3,91 miliar, setara 17% dari total ekspor nasional.
>
Negara lain yang tergolong sebagai pasar utama ekspor minyak kelapa sawit Indonesia adalah China, Pakistan, dan Amerika Serikat (AS).
Kemudian ada Bangladesh, Mesir, Rusia, Vietnam, Malaysia, dan Myanmar dengan nilai ekspor seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Melemah pada 2024)
Adapun kini Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendorong pemerintah membuat kebijakan khusus terkait ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke AS.
Pasalnya, mulai tahun 2025 AS berencana menerapkan hambatan dagang berupa tarif bea masuk 32% bagi produk asal Indonesia.
"Kalaupun ekspor CPO ke AS turun, seharusnya tidak terlalu besar atau mungkin stagnan. Namun, pemerintah harus berbuat sesuatu agar pasar CPO nasional di Negeri Paman Sam tidak hilang," kata Ketua Umum Gapki Edi Martono, disiarkan Katadata.co.id, Selasa (15/4/2025).
Menurut Edi permintaan CPO di AS sulit turun, karena peran CPO sebagai bahan baku industri sulit digantikan dengan bahan lain.
Namun, Edi menilai pangsa pasar CPO Indonesia di AS berpotensi direbut Malaysia, lantaran AS mengenakan tarif bea masuk 24% untuk produk asal Malaysia. Dengan begitu, harga CPO Malaysia di AS bisa lebih murah dibanding CPO Indonesia.
Edi pun mengusulkan agar pemerintah Indonesia mengurangi beban ekspor untuk komoditas ini.
"Kalau beban ekspor CPO Indonesia bisa lebih kecil dari Malaysia akan bagus sekali, ini khusus pasar AS," kata Edi.
(Baca: Terancam Tarif Trump, Ini Produk yang Diimpor AS dari Indonesia)