Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume tekstil dan barang tekstil impor yang masuk ke Indonesia selama Januari-Juli 2024 mencapai 1,22 juta ton, meningkat 9,3% dibanding Januari-Juli tahun lalu.
Angka tersebut merupakan volume impor golongan barang XI (textiles & textile articles) yang mencakup kode HS 50-63, terdiri dari komoditas sutra, wol, kapas, serat tekstil, filamen, serat stapel, kain tenun, kain rajutan, karpet, pakaian rajutan/non-rajutan, aksesoris pakaian, dan berbagai produk tekstil jadi lainnya, termasuk pakaian bekas.
Adapun volume impor tekstil Indonesia periode Januari-Juli selama 2019-2024 tidak mengalami fluktuasi signifikan, cenderung stabil di kisaran 1 juta ton seperti terlihat pada grafik.
Namun, menurut Temmy Setya Permana, Plt. Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, ada banyak impor tekstil dari China yang tak tercatat masuk ke Indonesia.
"Terdapat selisih yang besar pada kode HS pakaian jadi. Data ekspor China ke Indonesia hampir 3 kali lipat lebih besar dari impor Indonesia dari China," kata Temmy, disiarkan Antara (6/8/2024).
"Kami menduga ada produk yang masuk secara ilegal dan tidak tercatat. Ini khusus di pakaian atau tekstil dan produk tekstil," lanjutnya.
(Baca: Ini Gelombang Tekstil Impor yang Masuk RI Sedekade Terakhir)