Data Trademap menunjukkan, nilai ekspor Indonesia ke Senegal mencapai US$ 67,68 juta atau Rp 954,55 miliar pada 2020 (kurs US$ 1 = Rp 14.104). Dari jumlah itu, barang yang paling banyak diekspor ke Senegal berupa lemak/minyak nabati dan hewani dengan nilai US$ 43,97 juta.
Indonesia juga banyak mengekspor mesin, peralatan mekanik, dan reaktor nuklir senilai US$ 5,23 juta. Kemudian, ekspor kertas dan kertas karton, barang dari bubur kertas, dari kertas atau dari kertas karton sebesar US$ 4,27 juta.
Selanjutnya Indoneisa mengekspor sabun, bahan aktif permukaan organik, preparat pencuci, preparat pelumas, ke Senegal senilai US$ 3,59 juta. Kemudian, ekspor kendaraan selain gerbong kereta api atau trem dan aksesorinya senilai US$ 2,07 juta.
Ada pula ekspor berupa barang dari pakaian jadi dan aksesoris pakaian, bukan rajutan atau kaitan senilai US$ 896 ribu. Selain itu, terdapat ekspor bahan kimia, aneka ikan udang dan cumi, barang dari pakaian jadi dan aksesoris pakaian, rajutan atau kaitan, olahan daging, dari ikan atau dari krustasea, moluska atau invertebrata air lainnya, dan sebagainya.
Adapun, total nilai barang yang diekspor Indonesia ke Senegal pada 2020 naik 35,62% dibandingkan pada 2019, yakni sebanyak US$ 49,90 juta. Sementara itu, nilai ekspor Indonesia dari Senegal tercatat US$ 55,63 juta pada dua tahun lalu.
(Baca: Tanpa Hubungan Diplomatik, Begini Neraca Perdagangan Indonesia-Israel)