Data yang dikoleksi Investing.com menunjukkan, harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) dan Brent naik beberapa hari belakangan.
Pada perdagangan Rabu (2/10/2024) sekitar pukul 19.00 WIB, harga minyak WTI tercatat sebesar US$71,38 per barel. Angkanya naik 2,22% dari perdagangan Selasa (1/10/2024) sebesar US$69,83 per barel.
Harga minyak WTI pada Selasa lalu tersebut pun naik dari Senin (30/9/2024) yang sebesar US$68,17 per barel. Namun dalam sepekan terakhir, harga WTI sempat melemah selama tiga hari.
Lain hal dengan harga minyak Brent yang menyentuh US$75,53 per barel pada hari ini. Angkanya naik 1,44% dari Selasa lalu yang sebesar US$74,46 per barel.
Dalam sepekan terakhir minyak Brent sebenarnya lebih banyak menguat, yakni selama empat hari.
Naiknya harga minyak dunia ini bersamaan dengan serangan rudal Iran terhadap Israel pada Selasa malam (1/10/2024).
Melansir Katadata, pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengidentifikasi sekitar 180 rudal yang ditembakkan dari Iran ke Israel. Sebagian besar rudal berhasil dicegat, meskipun beberapa serangan telah diidentifikasi.
Pasar tengah mengamati apakah serangan rudal Iran terhadap Israel akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut di Timur Tengah.
"Banyak yang merasa puas diri tentang perang ini," kata Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (2/10/2024).
Dia mengatakan, para pedagang sebagian besar mengabaikan ancaman gangguan pasokan minyak dari ketegangan yang membara di Timur Tengah. Pasar justru mengamati apakah Israel mungkin menargetkan fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran sebagai tanggapan atas serangan itu. Iran memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak per hari, level tertinggi dalam lima tahun.
"Kita perlu memikirkan skenario di mana pasokan minyak Iran berisiko," kata Croft.
(Baca Katadata: Harga Minyak Melambung Setelah Iran Menembakkan Rudal ke Israel)