Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) mencapai US$87,5/barel pada November 2022, turun US$1,6/barel dibanding bulan sebelumnya.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), penurunan harga tersebut dipengaruhi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), yang kemudian menguatkan nilai dolar AS sekaligus melemahkan minat investor pada pasar komoditas.
Kementerian ESDM juga menyebut harga ICP turun karena dipengaruhi dampak demonstrasi penolakan kebijakan Zero Covid di Tiongkok.
"Kondisi ini (demonstrasi Zero Covid di Tiongkok) menyebabkan kekhawatiran pasar akan penurunan aktivitas ekonomi dan industri, serta penurunan konsumsi minyak mentah di negara konsumen minyak mentah terbesar dunia," kata Kementerian ESDM dalam siaran persnya, Kamis (1/12/2022).
"Berdasarkan laporan OPEC bulan November 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 100 ribu barel per hari menjadi 99,57 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya," kata Kementerian ESDM.
"Menurut IHS Markit dalam Laporan bulan November 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 200 ribu barel per hari menjadi 99,4 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya," lanjutnya.
Melemahnya harga ICP pada November 2022 terjadi bersamaan dengan penurunan harga minyak dunia Dated brent, West Texas Intermediate (WTI), Brent (ICE), dan Basket OPEC.
"Selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, untuk kawasan Asia Pasifik penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi peningkatan kuota ekspor produk minyak Tiongkok, yang mengindikasikan surplus pada stok minyak mentah akibat melemahnya permintaan minyak mentah di negara tersebut," kata Kementerian ESDM.
(Baca: India Bersiap Pangkas PLTU, Harga Batu Bara RI Turun di Akhir 2022)