Harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia bergerak naik setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) Global menaikkan peringkat utang luar negeri Indonesia ke level investment grade (layak investasi). Pada perdagangan Jumat, 19 Mei 2017 indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 146,43 poin (2,59 persen) ke level tertinggi baru di 5.791,88. Kenaikan ini juga yang tertinggi dibanding penutupan bursa Asia lainnya. Naiknya harga saham membuat kapitalisasi pasar di bursa Jakarta menyentuh Rp 6,31 kuadriliun.
Saham unggulan yang menopang kenaikan indeks di akhir pekan ini antara lain, PT Telkom (TLKM) naik 5,1 persen, Bank Mandiri (BMRI) naik 6,2 persen, Bank BCA (BBCA) naik 2,9 persen, Astra International (ASII) menguat 2,9 persen, serta Bank BRI (BBRI) juga naik 2,8 persen. Sedangkan saham-saham berkapitalisasi kecil yang mencetak kenaikan terbesar kali ini antara lain, Ever Shine Textile (ESTI) melonjak 34,9 persen, Eka Sari Lorena (LRNA) menguat 43,2 persen, Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) naik 31,5 persen, Victoria Investama (VICO) naik 23,1 persen dan Wicaksana Overseas (WICO) juga naik 21,8 persen.
S&P akhirnya menaikkan peringkat utang Indonesia ke level layak investasi menjadi BBB- dari posisi sebelumnya BB+. Kenaikan peringkat ini didasarkan oleh kemampuan Pemerintah Indonesia mengelola anggarannya secara efektif, baik penerimaan maupun mengeluaran. Langkah ini menyusul dua lembaga peringkat internasional lainnya Moody’s Investor Services dan Fitch Ratings yang telah lama menaikkan peringkat Indonesia ke level investment grade.