Fasilitas penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) ramai dikritik publik karena dianggap buruk dan kurang layak untuk para atlet, wasit, hingga kontingen provinsi secara umum.
Beberapa masalah yang dikeluhkan adalah jalanan rusak dan berkubang menuju venue, kamar mandi kotor, kekurangan air bersih, venue yang masih dalam tahap pembangunan, konsumsi atlet yang sering terlambat, konsumsi kurang mencukupi 4 sehat 5 sempurna, hingga bus penjemputan atlet yang juga terlambat.
Ramainya keluhan itu direspons oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo. Dia meminta maaf atas ketidakjelasan koordinasi antara pihaknya dengan penyelenggara PON Aceh-Sumut.
"Memang saya harus mohon maaf mungkin ini ada koordinasi yang sangat besar dan agak delay waktunya, tapi kami jamin permainan bisa dilakukan semua," kata Dito kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, diwartakan Detik.com, Kamis (12/9/2024).
Namun terkait fasilitas, Dito menyebut hal itu merupakan sekup kerja pemerintah daerah (pemda). Dia menambahkan, belakangan pihak pusat pun ikut andil membenahi permasalahan tersebut.
PON Aceh-Sumut dibangun dengan alokasi anggaran Rp811 miliar, berdasarkan data yang dihimpun Databoks dari dataaceh.id dan sejumlah sumber lainnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyampaikan bahwa anggaran dikucurkan untuk merenovasi dan membangun 18 venue PON di Provinsi Aceh. Venue ini tersebar di beberapa wilayah, yakni Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Aceh Tengah.
Sebagai catatan, di beberapa sumber pun menyebut dana Rp811 miliar tak hanya untuk Aceh, tetapi sekaligus pembenahan di Sumatera Utara. Anggaran tersebut dialokasikan ke sejumlah sektor. Mulai revitalisasi venue, pembuatan venue, kepanitiaan, pengawas, hakim hingga sarana dan prasarana pertandingan.
Nilai itu tergolong rendah bila dibandingkan dengan lima penyelenggaraan PON sebelumnya.
Pada PON XX di Papua 2020, anggaran yang dikucurkan sebesar Rp10,4 triliun. Menjadi anggaran yang tertinggi selama lima gelaran PON terakhir.
Selain itu ada PON 2008 di Kalimantan Timur yang mendapatkan kucuran hingga Rp4,5 triliun.
Berbeda dengan PON 2012 di Riau dan 2016 di Jawa Barat yang sama-sama dianggarkan sebesar Rp3,1 triliun.
Kini, hajat olahraga nasional yang digelar setiap empat tahun sekali ini masih berlangsung di Aceh-Sumut, dari 9-20 September 2024.
(Baca juga: Klasemen Medali PON 2024 Kamis (12/9), Jawa Timur Teratas)