Hasil sigi Reuters Institute mengungkap terdapat sejumlah platform atau cara warga dunia untuk membaca berita online.
Ternyata lebih banyak warga dunia yang memilih membuka berita melalui media sosial dengan proporsi 29% dari total responden pada awal 2024. Tim riset menyebut opsi ini lebih banyak dipilih oleh pengguna muda.
Kedua terbanyak adalah melalui pencarian atau search, yakni 25%. Pencarian dianggap penting oleh semua kelompok umur. Tim riset bahkan menyebut 25% dari mereka yang berusia di bawah 35 tahun juga lebih suka mencari atau membaca berita dengan pencarian.
"Karena orang sering kali secara aktif mencari informasi, perjalanan berita yang dihasilkan cenderung lebih berharga bagi perusahaan [penerbit/media] daripada lalu lintas sosial yang hanya lewat," tulis tim riset yang dikutip pada Selasa, (25/6/2024).
Ketiga adalah akses langsung ke portal berita atau direct sebanyak 22%. Keempat, notifikasi seluler dengan proporsi yang jauh lebih sedikit, yakni 9%.
Kelima, melalui agregator sebanyak 8%. Terakhir ada email sebanyak 5%.
Namun, Reuters Institute memberi catatan bahwa search dan agregator, jika digabungkan sebanyak 33%. Ini menjadi lebih tinggi dari media sosial (29%) dan akses langsung (22%).
"Sebagian besar peringatan seluler (9%) juga dihasilkan oleh agregator dan portal, yang menambah kekhawatiran tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya," kata Reuters Institute.
Kekhawatiran yang dimaksud yakni tentang yang mungkin terjadi dengan search dan agregator lain jika antarmuka chatbot berkembang pesat.
Google dan Microsoft sama-sama bereksperimen dengan mengintegrasikan jawaban yang lebih langsung ke pertanyaan berita yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan berbagai aplikasi seluler yang ada dan juga berupaya menciptakan pengalaman baru yang memberikan jawaban tanpa memerlukan klik-tayang ke medianya.
Survei ini tersebar di 47 negara dengan total sampel hingga 94.943 orang. Setiap negara yang disurvei memiliki sampel lebih dari 2.000 responden. Penelitian Study of Journalism ini dilakukan oleh YouGov menggunakan kuesioner daring pada akhir Januari-awal Februari 2024.
(Baca juga: Ini Media Sosial yang Dipilih Warga Indonesia untuk Tonton Video Berita)