Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi minyak kayu putih di Indonesia mencapai 25,06 juta liter pada 2020. Jumlah itu meningkat 229,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 7,6 juta liter.
Lonjakan tersebut disinyalir terjadi akibat tingginya permintaan masyarakat atas minyak kayu putih selama pandemi virus corona Covid-19. Pasalnya, minyak kayu putih memiliki efek meredakan sakit kepala, hidung tersumbat, dan sakit perut yang menjadi beberapa gejala corona.
Dilihat berdasarkan wilayahnya, produksi minyak kayu putih sepanjang tahun lalu paling banyak berasal dari Maluku dan Papua, yakni 25,02 juta liter atau 99,8% dari totalnya secara nasional. Pulau Jawa di urutan berikutnya karena mampu memproduksi 42,8 ribu liter atau 0,2% dari total produksi minyak kayu putih di Indonesia.
Minyak kayu putih di Maluku terkenal dengan kualitasnya yang baik. Hasil penelitian Febry R Torry dan Syarifuddin Idris pada 2016 menunjukkan, minyak kayu putih asal Maluku memiliki kadar sineol tergolong kualitas level pertama (P) dengan kisaran 24-44%.
Potensi hutan kayu putih di Maluku tersebar di empat kabupaten, yakni Kabupaten Buru (120 ribu hektare), Kabupaten Seram Bagian Barat (50 ribu hektare), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (20 ribu hektare), dan Kabupaten Maluku Tengah (60 ribu hektare).
(Baca: Jawa Timur Jadi Produsen Jahe Terbesar di Indonesia pada 2020)