Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan, dan Air (Department of Climate Change, Energy, the Environment, and Water/DCCEEW) Australia melaporkan, ekspor sampah tekstil negara tersebut ke Indonesia cenderung turun sejak 2018.
Pada 2018-2019, volumenya mencapai 383 ton dengan nilai mencapai AU$357,64 ribu. Volume ini menjadi yang tertinggi selama 6 tahun terakhir.
Pada 2019-2020, volumenya turun menjadi 293 ton, tetapi nilainya naik menjadi AU$783,93 ribu. Nilai ini menjadi yang tertinggi dalam 6 tahun terakhir.
Memasuki 2020-2021 atau awal pandemi Covid-19, bobotnya ambrol menjadi 90 ton. Kontribusi nilainya untuk Australia mencapai AU$40,25 ribu.
Masih dalam fase pandemi pada 2021-2022, volume ekspor sampah tekstil Australia turun menjadi 3 ton saja. Nilainya menjadi AU$26 ribu.
Lalu pada 2022-2023 kirimannya tercatat 0. Namun, DCCEEW mencatat ada nilai sampahnya, sebesar AU$81,97 ribu.
Data terakhir 2023-2024 menjadi 30 ton dengan nilai AU$15,25 ribu.
(Baca juga: Indonesia Tampung Sampah Plastik dari Australia, Berapa Nilainya?)