Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka kematian bayi di Kalimantan Tengah (Kalteng) sepanjang 2016 hingga 2020 terus mengalami penurunan. Rasio kematian bayi di Kalteng sebesar 33,8 per 1.000 pada 2020. Artinya, terdapat hampir 34 bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun dalam 1.000 kelahiran hidup.
Pada periode 2016-2020, angka kematian bayi tertinggi di Kalteng terjadi pada 2016, yakni mencapai hampir 35 kematian bayi dalam 1.000 kelahiran hidup. Turunnya angka kematian bayi dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa adanya peningkatan penyediaan fasilitas kesehatan di Kalteng.
Secara umum, faktor yang menjadi penyebab kematian bayi, yaitu cacat bawaan lahir, bayi lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah, komplikasi kehamilan, sindrom kematian bayi mendadak, pneumonia, diare, malaria, campak, hingga kurang gizi.
Angka kematian bayi merupakan indikator yang mencerminkan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Pasalnya, bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua bayi dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua bayi.
Sebagai informasi, nilai normatif angka kematian bayi menurut BPS adalah sebagai berikut: 70 sangat tinggi, 40 – 70 tinggi, 20 - 39 sedang, dan dan <20 rendah.
(Baca Selengkapnya: Tingkat Kematian Bayi di Afghanistan Tertinggi di Dunia pada 2021)