Balita dan Remaja Awal Paling Banyak Terkena DBD pada 2023


Nama Data | Nilai |
---|---|
<1 tahun | 0,19 |
1-4 tahun | 0,7 |
5-14 tahun | 0,8 |
15-24 tahun | 0,73 |
25-34 tahun | 0,65 |
35-44 tahun | 0,56 |
45-54 tahun | 0,56 |
55-64 tahun | 0,56 |
65-74 tahun | 0,57 |
75+ tahun | 0,45 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, prevalensi penyakit demam berdarah dengue (DBD) mencapai 0,64% pada tahun lalu.
Angka itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap sampel (n) tertimbang sebanyak 877.531 orang.
Berdasarkan kategori usia, penderita DBD paling banyak adalah anak balita dan remaja awal, yakni 5-14 tahun sebesar 0,80% dari (n) tertimbang 138.465 orang.
Kelompok terbanyak kedua adalah usia 15-24 tahun sebanyak 0,73% dari (n) tertimbang 139.891 orang. Ketiga, 1-4 tahun sebanyak 0,70% dari (n) tertimbang 59.253 orang.
Selanjutnya, kelompok dewasa 25-34 tahun sebesar 0,65%. Disusul angkatan tua hingga paling kecil adalah kelompok bayi, seperti terlihat pada grafik.
(Baca juga: Ini Upaya yang Dilakukan Warga untuk Memberantas Sarang Nyamuk)
Penyakit ini paling banyak justru menyerang kelompok ekonomi teratas, sebesar 0,88%. Disusul kelompok menengah-atas 0,65%; terbawah 0,60%; menengah-bawah 0,52%; dan menengah 0,50%.
Berdasarkan karakteristik tempat tinggal, terbanyak berada di perkotaan, yakni 0,73% dan perdesaan 0,52%.
Papua Tengah menjadi provinsi dengan prevalensi DBD tertinggi di Indonesia, yakni 3,90%. Disusul DKI Jakarta sebesar 1,81%; Papua Selatan 1,56%; dan Papua 1,46%.
(Baca juga: Ada 119 Ribu Kasus DBD sampai Mei 2024, Ini Sebarannya)