Memiliki investasi di layanan jaminan kesehatan merupakan hal yang penting. Sebab, layanan jaminan kesehatan dapat bermanfaat untuk pengobatan di saat yang tak terduga.
Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan, mayoritas anak muda Indonesia melakukan investasi kesehatan di layanan BPJS. Persentasenya mencapai 71,2%.
Namun, terdapat 28,3% responden yang mengatakan tak memiliki asuransi kesehatan di layanan BPJS.
Sementara, hanya 5,8% responden yang mengatakan berinvestasi kesehatan di asuransi swasta. Sisanya, 94,2% responden mengatakan tak memiliki asuransi di sektor ini.
Survei ini juga menunjukkan, mayoritas anak muda menilai bahwa investasi kesehatan sepenuhnya merupakan tanggungjawab negara melalui jaminan kesehatan. Persentasenya sebesar 85,2%. Namun, ada 56,8% responden yang menilai bahwa investasi kesehatan merupakan tanggungjawab pribadi.
Adapun survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.192 responden di 34 provinsi Indonesia pada 8-13 Agustus 2022. Populasi responden berusia antara 17-39 tahun saat survei dilaksanakan.
Penarikan sampel responden dilakukan melalui metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,84% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Tertinggi, 95% Warga Aceh Terdaftar di BPJS Kesehatan pada 2021)