Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghasilkan berbagai jenis emisi yang bisa memberi dampak buruk bagi manusia dan lingkungan.
Merujuk ke data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), karhutla yang terjadi di seluruh Indonesia selama periode Januari-Juli 2023 sudah menghasilkan emisi karbon sekitar 9,60 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e).
(Baca: NTT, Provinsi dengan Kebakaran Hutan dan Lahan Terluas sampai Juli 2023)
Dalam periode tersebut, Kalimantan Barat jadi provinsi penyumbang emisi karbon dari karhutla terbesar, yakni 3,21 juta ton CO2e.
Peringkat kedua ditempati Riau yang menghasilkan 1,09 juta ton CO2e, diikuti Jawa Timur di urutan ketiga yang menyumbang 1,06 juta ton CO2e dari karhutla.
Meskipun Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat sebagai provinsi dengan karhutla terluas pada periode ini, namun emisi karbon yang dihasilkan NTT menempati urutan keempat yaitu 517 ribu ton CO2e.
Berikut daftar lengkap 10 provinsi penghasil emisi CO2 imbas karhutla terbesar di Indonesia sepanjang Januari-Juli 2023:
- Kalimantan Barat: 3.214.481 ton CO2e
- Riau: 1.095.678 ton CO2e
- Jawa Timur: 1.067.888 ton CO2e
- NTT: 517.960 ton CO2e
- Kalimantan Selatan: 513.201 ton CO2e
- Kalimantan Tengah: 505.511 ton CO2e
- Sumatra Barat: 411.857 ton CO2e
- Sumatra Utara: 378.895 ton CO2e
- Lampung: 297.821 ton CO2e
- Sumatra Selatan: 265.622 ton CO2e
Sementara itu, KLHK mencatat, terdapat beberapa provinsi di Tanah Air yang tidak menyumbang emisi dari karhutla, yakni DKI Jakarta, Papua, dan Yogyakarta.
(Baca: Emisi Gas Rumah Kaca RI Paling Banyak dari Sektor Kehutanan dan Kebakaran Gambut)