Bank Mandiri beserta entitas anaknya membukukan laba bersih Rp 41,17 triliun pada 2022. Capaian tersebut meningkat 46,9% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Di tahun awal pandemi Covid-19, yakni pada 2020, laba bersih Bank Mandiri sempat terkontraksi 38,9% (yoy). Kemudian pada 2021 labanya sudah berhasil pulih, bahkan pada 2022 sudah jauh melampaui masa pra-pandemi seperti terlihat pada grafik.
Sepanjang 2022 Bank Mandiri juga merestrukturisasi kredit terdampak pandemi senilai Rp35,9 triliun, turun 94,15% dibanding tahun 2021 yang nilainya mencapai Rp 69,7 triliun.
"Penurunan ini karena sebagian besar portofolio kredit yang direstrukturisasi terkait pandemi Covid-19 sudah kembali membayar angsuran atau melunasi kewajibannya," kata Sigit Prastowo, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
"Bank Mandiri juga mendorong efisiensi biaya pencadangan sehingga cost of credit membaik dari 1,91% ke level 1,21%, terendah dalam beberapa tahun terakhir," kata Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, dalam kesempatan sama.
Sampai akhir Desember 2022 Bank Mandiri memiliki total aset Rp 1.992,5 triliun. Nilai total penyaluran kreditnya Rp 1.202,2 triliun, dan dana pihak ketiga Rp 1.490,8 triliun.
(Baca: BCA Cetak Rekor Laba pada 2022, Ini Pertumbuhannya 5 Tahun Terakhir)