PT Blue Bird Tbk kembali mencatatkan kinerja positif pada semester I 2023 dengan membukukan pendapatan sebesar Rp2,09 triliun, meningkat 35,13% dibandingkan semester I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Pendapatan Blue Bird pada paruh pertama tahun ini paling banyak ditopang oleh kendaraan taksi sebesar 1,58 triliun. Jumlahnya naik 30,52% dibandingkan periode sebelumnya (yoy) yaitu Rp1,21 triliun.
Sejalan dengan naiknya pendapatan, Blue Bird juga mencatatkan kenaikan beban langsung yang mencapai Rp1,42 triliun atau meningkat 28,96% (yoy).
Rinciannya, beban langsung terbanyak berasal dari pos gaji, tunjangan, dan beban pengemudi yaitu sebesar Rp584,02 miliar.
Lalu beban dari bahan bakar minyak Rp431,31 miliar dan beban dari penyusutan sebesar Rp249,04 miliar.
Alhasil, laba bersih atau laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga melesat hingga 77,48% menjadi Rp259,45 miliar pada paruh pertama 2023.
“Torehan kinerja positif menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan Blue Bird dalam menjaga konsistensi layanan yang terus diimbangi dengan inovasi yang mendukung relevansi dengan kebutuhan mobilitas masyarakat," kata Direktur Utama Blue Bird Andrianto Djokosoetono melalui keterangan resminya, dilansir dari Liputan6, Selasa (1/8/2023).
Sementara dari pos neraca, emiten berkode BIRD ini membukukan liabilitas sebesar Rp1,9 triliun atau naik 23,83%, dari Desember 2022 yang sebesar Rp1,54 triliun.
Lalu dari ekuitas perseroan, tercatat mendulang Rp5,43 triliun atau naik 1,54% (yoy).
Adapun aset perusahaan yang ikut meningkat 6,53% menjadi Rp7,35 triliun pada semester I 2023, dari periode Desember 2022 yang tercatat Rp6,89 triliun.
(Baca juga: Garuda Indonesia Masih Merugi Rp1,16 Triliun hingga Paruh I 2023)