Mi instan merupakan makanan favorit masyarakat Indonesia. Konsumsi makanan jadi ini ternyata berkaitan dengan kesejahteraan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat di kelompok pengeluaran teratas makan 3,5 porsi mi instan lebih banyak dari mereka yang ada di kelompok terbawah pada 2021.
Karena harganya yang terjangkau, mi instan sering dianggap sebagai barang inferior. Walaupun permintaan terhadap makanan jadi ini mungkin meningkat ketika pendapatan konsumen turun, tetapi bukan hanya orang kurang sejahtera yang menikmatinya.
Konsumen mi instan mencakup masyarakat dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Mulai dari mahasiswa yang tinggal indekos, pekerja kerah putih hingga pelancong di luar negeri.
Secara keseluruhan, BPS memperkirakan bahwa konsumsi mi instan mencapai 0,07 porsi per kapita per minggu pada 2021.