Perhelatan piala dunia 2022 telah dimulai dan kini memasuki babak penyisihan 16 besar. Tidak hanya menampilkan pertandingan olah raga, para penonton juga diajak untuk menyaksikan pagelaran event dengan modal termahal dalam sejarah.
Hingga saat ini, negara kecil di Timur Tengah itu diperkirakan telah menghabiskan US$220 miliar atau setara dengan Rp3.454 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.700 per Dolar AS sejak negara tersebut terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia pada 2010.
Qatar merupakan salah satu negara terkaya di dunia. Industri minyak dan gas masih merupakan sektor paling aktif dan bullish di Qatar dan kemungkinan akan terus memainkan peran utama di masa mendatang.
Berdasarkan Tradingeconomics, produksi minyak mentah atau crude palm oil (CPO) Qatar berada di level 1,322 ribu barel per hari pada Juli 2022, tidak berubah dari bulan sebelumnya. Hal ini menjadikan Qatar salah satu dari 15 negara pengekspor minyak terbesar dan salah satu produsen pupuk utama dunia.
Perusahaan minyak dan gas milik negara Qatar, Qatar Energy (QE), mengawasi operasi minyak, gas, pupuk, petrokimia, dan penyulingan di negara tersebut.
Sementara itu, konsumsi minyak Qatar berada pada level saat ini 311,17 ribu per barel per hari pada 2021. Angka konsumsi itu naik 5,12% dari 296,00 ribu tahun sebelumnya.
(baca: World Cup 2022 Qatar Jadi Ajang Piala Dunia dengan Biaya Termahal dalam Sejarah)