PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN membukan laba bersih sebesar Rp 6,60 triliun pada semester I 2021. Angka tersebut naik sekitar 2.500% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 251,60 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan PLN, lonjakan laba bersih yang dicapai PLN pada semester I 2021 ini dipicu karena beberapa faktor. Pertama lantaran meningkatnya penjualan tenaga listrik, yang naik sebesar 3,7% pada periode Januari-Juni 2021 menjadi sebesar Rp 140,49 triliun.
Lalu, PLN juga menerima pendapatan kompensasi dari pemerintah sebesar Rp 8,88 triliun pada semester I 2021. Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu perseroan tidak menerima kompensasi sama sekali. Begitu pula dengan rugi kurs, yang tercatat mengalami penurunan menjadi Rp 4,43 triliun pada semester I 2021. Pada periode yang sama 2020, tercatat rugi kurs sebesar Rp 7,79 triliun.
Sementara, pendapatan dari penyambungan pelanggan pada enam bulan pertama tahun ini justru turun menjadi Rp 202,19 miliar dari periode yang sama tahun lalu yang berhasil menembus Rp 2,96 triliun. Begitu pula dengan subsidi pemerintah pada semester I 2021 turun tipis menjadi Rp 24,55 triliun dari Rp 25,02 triliun pada semester I 2020.
Kemudian, pendapatan lain-lain mengalami peningkatan 28,7% menjadi Rp 1,79 triliun dari Rp 1,39 triliun pada semester I 2020. Alhasil, pendapatan usaha PLN pada semester I 2021 ini tercatat mencapai Rp 175,92 triliun. Nilainya naik 6,7% dari semester I 2020 yang tercatat sebesar Rp 164,80 triliun.
Adapun, beban usaha mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 151,89 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 149,92 triliun. Sehingga, laba usaha perseroan mencapai Rp 24,02 triliun, naik 61,5% dibandingkan semester I 2020 yang mencapai Rp 14,87 triliun.
(Baca: Total Utang PLN Capai Rp 649,2 Triliun pada 2020)