Perekonomian Provinsi Papua menurut besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010, pada triwulan III 2019 mencatat pertumbuhan -15,11% menjadi Rp 36,3 triliun dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (YoY). Kontraksi ini merupakan yang keempat kalinya secara beruntun sejak triwulan IV 2018. Sementara jika diukur menurut besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 50,34 triliun.
Pertumbuhan ekonomi negatif yang terjadi di Papua disebabkan oleh penurunan PDRB sektor pertambangan dan penggalian sebesar 38,31% akibat menyusutnya produksi bijih logam PT Freeport. Penurunan produksi tersebut terjadi sejak triwulan I 2019 akibat adanya masa transsisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) ke penambangan bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).
Sebagai informasi, sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi terbesar terhadap PDRB Papua, yakni mencapai 27,41%. Alhasil, pada saat sektor ini mengalami kontraksi yang cukup besar akan sangat berdampak terhadap perekonomian di provinsi dengan ibu kota Jayapura tersebut.