Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja negara pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mencapai Rp141,1 triliun pada Januari 2023. Realisasi ini meningkat 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar Rp127,2 triliun.
"(Pertumbuhan) ini hal positif, kami akan jaga supaya belanja negara mampu mendukung momentum pemulihan ekonomi yang terus menguat," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu (22/2/2023).
Sri Mulyani mengatakan, realisasi belanja pada Januari 2023 baru mencapai 4,6% dari target APBN sebesar Rp3.061,2 triliun.
Secara rinci, relisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp83,2 triliun pada Januari 2023. Belanja ini terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) dan belanja non-K/L.
Realisasi belanja K/L tercatat naik 31,5% yoy menjadi Rp28,7 triliun. Belanja pada pos ini digunakan untuk percepatan penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pengadaan peralatan/mesin, gedung/bangunan, sarana prasarana/logistik, pemeliharaan jalan/jaringan/irigasi/BMN, penyaluran bantuan sosial, serta kegiatan operasional K/L.
Kemudian, belanja non-K/L naik 8,1% yoy menjadi Rp54,5 triliun alias menjadi yang terbesar dalam pengeluaran negara bulan lalu. Belanja pada pos ini utamanya untuk pembayaran manfaat pensiun dan penyaluran subsidi non-energi.
Selanjutnya, transfer ke daerah (TKD) tercatat sebesar Rp58,2 triliun alias naik 5,9% secara tahunan.
Dari sisi pendapatan negara, tercatat sebesar Rp232,2 triliun pada Januari 2023. Angka itu meningkat 48,1% yoy dari Rp156,7 triliun pada Januari 2022.
Besarnya realisasi pendapatan negara ketimbang belanja negara membuat anggaran pendapatan belanja negara (APBN) Indonesia surplus sebesar Rp90,8 triliun pada Januari 2023. Angka itu setara dengan 0,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Realisasi Belanja Negara Tembus Rp3.000 Triliun, Ini Penyumbang Terbesar)