Badan Pusat Statistik (BPS) menghimpun laba bersih perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Terbesar adalah lapangan usaha keuangan dan asuransi, sebesar Rp129,79 triliun pada 2022. Profit ini melonjak 47,09% dari 2021 yang sebesar Rp88,24 triliun. Adapun pendapatan pada sektor ini mencapai Rp581,19 triliun pada 2022.
Kedua, pertambangan dan penggalian, sebesar Rp85,80 triliun. Angkanya meroket 85,35% dari 2021 yang sebesar Rp46,29 triliun. Pendapatan sektor ini menjadi yang terbesar, yakni Rp1.450,52 triliun.
Ketiga, perdagangan besar dan eceran, repatasi mobil dan sepeda motor dan transportasi serta pergudangan, sebesar Rp67,13 triliun. Pendapatan ini naik hingga 206,63% dari 2021 yang minus Rp62,96 triliun. Ambruknya laba disinyalir karena pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19. Adapun pendapatannya mencapai Rp171,8 triliun pada 2022.
Selanjutnya ada penyediaan akomodasi dan makan minum, dan informasi dan komunikasi Rp27,82 triliun pada 2022. Lalu ada industri pengolahan Rp21,76 triliun. Sementara terendah adalah konstruksi yang minus Rp2,86 triliun.
Lengkapnya terlampir pada daftar di bawah ini:
- Aktivitas keuangan dan asuransi Rp129,79 triliun
- Pertambangan dan penggalian Rp85,80 triliun
- Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor & transportasi dan pergudangan Rp67,13 triliun
- Penyediaan akomodasi dan makan minum & informasi dan komunikasi Rp27,82 triliun
- Industri pengolahan Rp21,76 triliun
- Pengadaan listrik dan gas Rp14,57 triliun
- Pertanian, kehutanan dan perikanan Rp6,27 triliun
- Real estat & aktivitas profesional, ilmiah dan teknis Rp0,51 triliun
- Pengadaan air; pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang Rp0,22 triliun.
- Konstruksi -Rp2,86 triliun.
(Baca juga: 5 Perseroan RI Masuk Daftar Perusahaan Terbaik TIME 2024, Berapa Labanya?)