Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp611,9 triliun pada Maret 2024.
Sri Mulyani, Menteri Keuangan, mengatakan bahwa realisasi belanja negara tersebut setara dengan 18,4% dari pagu anggaran yang sebesar Rp3.325,1 triliun.
“Belanja negara kita cukup tumbuh tinggi, tumbuh 18% dari tahun sebelumnya. Ini terutama front loading belanja karena pemilu yang cukup besar,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Jumat (26/4/2024).
Dirinci berdasarkan posnya, pertumbuhan belanja tertinggi ini berasal dari belanja pemerintah pusat terutama belanja kementerian/lembaga (K/L) yang tumbuh 33,1% (yoy) menjadi Rp222,2 triliun pada Maret 2024.
Kenaikan itu didorong oleh belanja pegawai K/L serta pembayaran THR, belanja barang, belanja modal, hingga belanja bantuan sosial.
Berikutnya realisasi belanja pemerintah pusat non-K/L sebesar Rp205,4 triliun, atau naik 13,9% (yoy). Belanja di pos ini disalurkan untuk kebutuhan subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun yang disalurkan kepada 3,5 juta pensiunan ASN/TNI/Polri.
Kemudian, realisasi transfer ke daerah (TKD) juga naik 7,6% secara tahunan (yoy) menjadi Rp184,3 triliun, atau setara 21,5% pagu anggaran.
Di sisi lain, realisasi pendapatan negara per Maret 2024 tercatat sebesar Rp620 triliun, atau setara 22,1% dari pagu tahun ini yang jumlahnya Rp2.802,3 triliun.
Pendapatan yang lebih besar dari belanja ini menjadikan APBN surplus Rp8,1 triliun. Namun, angka tersebut anjlok 93,7% (yoy) dari periode sama tahun lalu, yang surplusnya mencapai Rp128,1 triliun.
(Baca: Belanja Negara Medio Maret 2024 Bengkak 18% Karena Pemilu)