Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sejak awal tahun hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp1.145,3 triliun.
Realisasi ini naik 14% dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Adapun belanja negara per 31 Mei 2024 telah terealisasi 34,4% dari pagu anggaran yang totalnya Rp3.325,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan belanja negara ini ditopang oleh belanja pemerintah pusat yang melonjak 15,4% (yoy) menjadi Rp824,3 triliun pada Mei 2024.
"Artinya pemerintah pusat akselerasinya meningkat, karena kegiatan seperti pemilu pada bulan Februari yang membutuhkan frontloading belanja yang cukup banyak," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Kamis (27/6/2024).
Ia merinci, belanja kementerian/lembaga (K/L) telah terealisasi Rp388,7 triliun atau 35,6% dari pagu APBN 2024. Angkanya tumbuh 19,2% (yoy).
Belanja K/L digunakan untuk pembayaran JKN/KIS, penyaluran program bantuan sosial, pembangunan infrastruktur, pemeliharaan barang milik negara (BMN), dan dukungan pelaksanaan pemilu.
Berikutnya realisasi belanja pemerintah non-K/L sebesar Rp435,6 triliun, naik 11% (yoy). Ini disalurkan untuk subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun.
Realisasi transfer ke daerah (TKD) juga naik 10,5% (yoy) menjadi Rp321 triliun, setara 37,4% dari pagu tahun ini.
Di sisi lain, realisasi pendapatan negara per Mei 2024 mencapai Rp1.123,5 triliun, setara 40,1% dari target APBN 2024 yang totalnya Rp3.325,1 triliun.
Pendapatan yang lebih kecil dari belanja ini menjadikan APBN defisit Rp21,8 triliun. Angka tersebut anjlok 110,7% (yoy) dari periode sama tahun lalu, yang mencetak surplus Rp204,1 triliun.
(Baca: Sebelum Kena Ransomware, Pusat Data Nasional Diguyur APBN Rp700 M)