Film Barbie (2023) yang dibintangi Margot Robbie laris manis di bioskop seluruh dunia.
Menurut The Numbers, film tersebut mengantongi pendapatan box office USD 155 juta dalam pekan pertama penayangannya. Angka itu sudah melampaui biaya produksi filmnya yang "hanya" sekitar USD 100 juta.
Loo Wee Teck, analis industri mainan dari Euromonitor International, memperkirakan popularitas film ini juga bisa mendongkrak penjualan boneka Barbie hingga beberapa tahun ke depan.
"Setelah tahun 2022 yang suram, di mana penjualan boneka tertekan akibat tingginya harga di tengah ketidakpastian ekonomi, kini pemilik Mattel (perusahaan pemilik brand dan produsen Barbie) bersiap untuk kinerja tahun 2023 yang kuat sebagai hasil dari peluncuran film Barbie," kata Loo Wee Teck dalam siaran persnya, Kamis (13/7/2023).
"Film Barbie diekspektasikan bisa meningkatkan penjualan boneka dan aksesorinya, dengan pertumbuhan 16% pada 2026 dibandingkan penjualan tahun 2022," lanjutnya.
Adapun menurut laporan keuangan Mattel, nilai tagihan bruto (gross billings) boneka Barbie sempat menurun dalam beberapa kuartal terakhir, sebelum film bioskopnya dirilis.
Tagihan bruto (gross billings) adalah nilai transaksi produk yang ditagih perusahaan kepada pelanggan, tanpa menghitung diskon atau insentif perdagangan lainnya. Mattel menggunakan indikator ini untuk mengukur kinerja bisnis mereka, termasuk penjualan boneka Barbie.
Pada kuartal I 2023, nilai tagihan bruto produk Barbie secara global hanya mencapai USD 176,9 juta. Padahal, pada kuartal I 2022 nilainya bisa mencapai USD 298 juta.
Angka itu pun menjadi pencapaian kuartal I paling buruk dalam dua tahun terakhir, seperti terlihat pada grafik.
"Untuk kuartal pertama tahun ini, tagihan kotor semua jenis produk boneka Mattel bernilai USD 306 juta, turun 23% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena penurunan Barbie dan Enchantimals," kata manajemen Mattel dalam laporan keuangan kuartal I 2023.
"Perusahaan beroperasi dalam lingkungan ekonomi makro yang menantang dengan volatilitas yang lebih tinggi, termasuk inflasi, yang dapat memengaruhi permintaan konsumen," lanjutnya.
(Baca: Deretan Mainan Anak Zaman Dahulu yang Paling Bernilai, Harganya Fantastis!)