Cuaca di sebagian wilayah Indonesia terasa lebih panas pada awal Mei 2022 dibanding bulan sebelumnya.
Kondisi ini sempat memunculkan spekulasi bahwa sedang terjadi gelombang panas (heatwave) di Indonesia.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa fenomena tersebut bukan gelombang panas, melainkan hanya pertanda datangnya musim kemarau di sebagian wilayah.
(Baca: Jelang Kemarau, Ini Kota Terpanas di Indonesia Awal Mei 2022)
Adapun dalam beberapa tahun terakhir gelombang panas tercatat telah melanda 15 negara.
Menurut World Meteorological Organization (WMO) gelombang panas merupakan fenomena abnormal di mana suhu maksimum harian lebih tinggi 5 °C atau lebih dari rata-rata suhu harian di suatu wilayah.
Gelombang panas juga umumnya terjadi secara berkepanjangan, yakni selama lima hari berturut-turut atau lebih.
Berdasarkan data yang dihimpun Statista, pada 2016 gelombang panas hanya melanda 1 negara, yakni India dengan suhu maksimum 51 °C.
Kemudian jumlah negara yang terkena gelombang panas cenderung meningkat di tahun-tahun berikutnya.
Jumlah negara terdampak gelombang panas paling banyak pada tahun 2020, yakni 4 negara. Bahkan suhu udara di Antartika sempat memanas hingga 18 °C pada tahun tersebut.
Sementara itu, pada beberapa bulan pertama 2022 gelombang panas tercatat sudah melanda 2 negara, yakni Uruguay dan Australia dengan suhu maksimum masing-masing 44 °C dan 50,7 °C.
(Baca: BMKG: Suhu Udara Ciputat Diperkirakan Capai 32 °C (Jumat, 13 Mei 2022))