Kemampuan sains pelajar Indonesia secara rata-rata menurun pada 2022.
Hal ini terlihat dari laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).
PISA mendefinisikan kemampuan sains sebagai "kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mengidentifikasi persoalan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan suatu fenomena, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti tentang isu-isu terkait sains".
Untuk mengukur kemampuan tersebut, PISA melakukan tes dan survei kepada sampel pelajar berusia 15 tahun dari puluhan negara.
PISA kemudian mengklasifikasikan kemampuan sains menjadi 7 level, dari level tertinggi 6, 5, 4, 3, 2, 1a, sampai 1b. Makin tinggi angkanya, kemampuannya diasumsikan semakin baik.
(Baca: PISA 2022: Skor Literasi Membaca Indonesia Turun)
Pada 2022 pelajar Indonesia memperoleh skor kemampuan sains 383 poin, turun dibanding hasil penilaian PISA tahun 2015-2018.
Skor tersebut juga jauh di bawah skor rata-rata negara anggota OECD yang kisarannya 483-488 poin.
Dengan perolehan skor 383, pada 2022 kemampuan sains pelajar Indonesia masuk ke level 1a.
Artinya, secara umum pelajar Indonesia mampu menggunakan ilmu pengetahuan dasar untuk mengidentifikasi fenomena ilmiah sederhana.
Mereka juga mampu mengidentifikasi hubungan sebab-akibat atau korelasi sederhana, serta menafsirkan data grafis dan visual sederhana.
Namun, pelajar dengan kemampuan ilmiah level 1a belum bisa menggunakan konsep abstrak untuk menjelaskan fenomena yang lebih kompleks, membuat hipotesis, prediksi, ataupun mempertanyakan dan mengidentifikasi keterbatasan data ilmiah.
(Baca: PISA 2022: Kemampuan Membaca Pelajar Indonesia Tergolong Rendah di ASEAN)