131 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Senin, 14 April 2025)

1
Irfan Fadhlurrahman 14/04/2025 11:52 WIB
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 131 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 16 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Senin (14/4/2025) pukul 11.52 WIB. Dari 131 titik panas terdeteksi, 4 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 125 titik skala sedang, dan 2 titik skala rendah.

>

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sulawesi Tengah sebanyak 33 titik. Maluku Utara menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 23 titik. Nusa Tenggara Timur berada di posisi ketiga sebanyak 17 titik panas.

Sebanyak 16 titik panas terdeteksi di Jawa Timur, Jawa Tengah menyusul dengan 10 titik panas, serta Kalimantan Utara dan Sulawesi Selatan masing-masing memiliki 10 dan 8 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Negara dengan Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia, Indonesia Pertama)