Gunung Ili Lewotolok Erupsi pada Kamis Siang, Statusnya Waspada


Nama Data | Nilai |
---|---|
Semeru | 802 |
Ibu | 723 |
Lewotobi Laki-laki | 110 |
Ili Lewotolok | 25 |
Marapi | 20 |
Dukono | 12 |
Dempo | 2 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Kamis (27/2/2025) pukul 14.39 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 24 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 700 meter di atas puncak (2.123 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 29,8 milimeter dan durasi 90 detik.
(Baca: Tren Bencana Banjir Indonesia Sedekade, Mulai Turun Sejak 2021)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 27 Februari 2025 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 173 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 20,6-38,7 milimeter dan lama gempa 32-173 detik.
Kemudian, 72 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,6-17,5 milimeter dan lama gempa 21-81 detik serta 16 kali harmonik dengan amplitudo 1,2-5,3 milimeter dan lama gempa 77-296 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.694 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (802 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 25 kali.