Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKS Slamet menduga penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak yang mewabah di Indonesia terjadi karena impor sapi murah dari negara yang belum bebas PMK, salah satunya India.
"Pemerintah lebih mengedepankan pada ekonomi. Artinya, kalau pelaku usaha sudah menolak impor dari negara-negara yang tidak bebas PMK," ujar Slamet dalam Twitter Spaces Fraksi PKS DPR RI, Senin (13/6/2022).
"Sehingga berbicara tentang ekonomi tadi, dari India (impor sapi) murah, walaupun saya belum berani mengatakan bahwa ini pasti dari situ karena pemerintah belum declare," lanjutnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor 84.955 ton daging sejenis lembu dari India pada 2021. Ini membuat India menjadi negara asal impor daging sapi terbesar kedua bagi Indonesia.
Peringkat pertama masih dipegang Australia. Pada 2021, Indonesia mengimpor daging sejenis lembu sebanyak 122.863,5 ton dari Australia.
Di peringkat ketiga ada Amerika Serikat yang mengirim daging ke Indonesia sebesar 25.961 ton. Selanjutnya, Indonesia mengimpor 17.986 ton daging sapi dari Selandia Baru.
Indonesia pertama kali membuka keran impor daging kerbau dari India pada 2016. Saat itu, pertimbangannya adalah harga daging yang lebih murah dan untuk menstabilkan harga daging di pasar domestik.
(Baca: Volume & Nilai Impor Daging Sapi pada 2021 Tertinggi Selama Lima Tahun Terakhir)