Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tren volume produksi minyak bumi Indonesia selama sedekade. Produksi pada 2022 menjadi yang terendah sepanjang waktu tersebut.
Berdasarkan buku yang diterbitkan Kementerian ESDM, Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022, volume produksi pada 2012 mencapai 314 juta (barrel of crude oil/bbl). Volume mengalami penurunan hingga tiga tahun berikutnya.
Kemudian pada 2016 nilainya menjadi 303,33 juta bbl. Angka ini naik dari sebelumnya yang sebesar 286,81 juta bbl pada 2015.
Sayangnya penurunan kembali terjadi secara konsisten hingga 2022 yang menjadi 223,53 juta bbl. Ini menjadi volume produksi terendah selama sedekade yang dicatat pemerintah.
Harga minyak mentah naik
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) ditetapkan sebesar US$75,06 per barel per Juli 2023. Penetapan harga tertuang pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 272.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Juli 2023.
Melansir keterangan resmi Kementerian ESDM, angka ini mengalami kenaikan sebesar US$5,70 per barel dari US$69,36 per barel pada Juni 2023. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, harga rata-rata minyak mentah dunia juga mengalami kenaikan.
Peningkatan harga minyak mentah di pasar internasional antara lain dipengaruhi oleh indikasi terhadai pengetatan pasokan minyak global, seiring pemotongan produksi OPEC+ terutama Arab Saudi dan Rusia.
"Dan ekspektasi bahwa pengetatan kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral AS dan Eropa akan berakhir, serta tambahan stimulus pada perekonomian China," kata Agung di Jakarta, Minggu (13/8/2023).
Sementara itu Bank Dunia menjelaskan, rata-rata harga minyak mentah Brent pada Agustus 2023 mencapai US$86,16 per barel. Harganya naik 7,6% dibanding Juli 2023 (month-on-month/mom), serta meningkat 3,7% dibanding posisi awal tahun (year-to-date/ytd).
Selaras dengan pernyataan pemerintah Indonesia, U.S. Energy Information Administration (EIA) juga menyebut kenaikan harga ini dipengaruhi langkah Arab Saudi yang memangkas pasokan minyaknya.
"Kami memperkirakan faktor-faktor tersebut akan terus mengurangi persediaan minyak global dan memberi tekanan ke atas untuk harga minyak dalam beberapa bulan mendatang," lanjutnya.
(Baca juga: Arab Kurangi Pasokan, Harga Minyak Dunia Naik Lagi pada Kuartal III 2023)