Berdasarkan data Statistical Review of World Energy, sepanjang 2022 Indonesia memproduksi gas bumi sebanyak 57,72 miliar meter kubik.
Volumenya turun 2,7% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), serta menjadi rekor produksi terendah dalam sedekade terakhir.
Seiring dengan itu, konsumsi gas bumi Indonesia pada 2022 turun 0,2% (yoy) menjadi 37,01 miliar meter kubik.
Volume tersebut juga menjadi rekor konsumsi terendah sejak 2012, seperti terlihat pada grafik.
Menurut Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi Kementerian ESDM, produksi gas nasional masih berpotensi turun lagi di masa depan.
"Produksi gas Indonesia diperkirakan akan menurun dalam beberapa tahun mendatang, disebabkan oleh penurunan alami sumur-sumur gas existing," kata Agus dalam siaran persnya (4/3/2024).
Dalam kesempatan lain, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) melalui pemanfaatan teknologi dan eksplorasi cadangan baru.
Lokasi eksplorasinya berada di Blok Rokan (Riau), Lapangan Migas Cepu (Jawa Tengah-Jawa Timur), Blok Masela (Maluku), dan Lapangan Train Tangguh 3 (Papua Barat).
"Upaya-upaya untuk menahan laju penurunan produksi (migas) sudah kita lakukan. Sekarang malah kita akan melangkah lebih jauh, yaitu bagaimana meningkatkan kembali produksinya," kata Arifin dalam siaran persnya (2/3/2024).
"Kita berharap banyak dengan output yang semaksimal mungkin bisa dihasilkan dari Lapangan Cepu. Di Blok Rokan sedang dilakukan pengujian agar mendapatkan minyak dari sumber-sumber lapisan yang paling dalam. Target kita masih sangat menantang untuk bisa mencapai 1 juta barel, untuk itu diperlukan kerja sama semua pihak," ujarnya.
(Baca: Produksi Minyak Bumi Indonesia Terus Berkurang, tapi Konsumsinya Naik)