Berdasarkan laporan Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2023 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, target eksplorasi batu bara Indonesia mencapai 6,2 miliar ton pada pendataan Desember 2023.
Menurut provinsinya, target eksplorasi terbesar berasal dari Sumatera Selatan, yakni 4,88 miliar ton.
Kedua, Kalimantan Timur sebesar 890,55 juta ton. Provinsi ini merupakan daerah tambang Nahdlatul Ulama (NU). Diketahui, pemerintah disebut setuju untuk memberikan prioritas Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) bekas milik Bakrie Group atau PT Kaltim Prima Coal (KPC) kepada NU seluas 26 ribu hektare (ha), seperti yang diberitakan CNBC Indonesia.
Dilansir dari laman KPC, tambang ini berkantor di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimatan Timur dan kantor perwakilan di Jakarta, Samarinda, dan Balikpapan. KPC mengelola area konsesi pertambangan dengan luas mencapai 84.938 ha.
Adapun karyawan yang terlibat 4.499 orang dan 21.000 personel dari kontraktor dan perusahaan, dengan kapasitas produksi batu bara mencapai 70 juta ton per tahun.
Ketiga, Jambi sebanyak 142,37 juta ton. Keempat, Papua Barat 93,66 juta ton.
Disusul Bengkulu 36,86 juta ton; Riau 36,1 juta ton; Kalimantan Tengah 35,39 juta ton; Kalimantan Utara 25,79 juta ton, Sulawesi Selatan 13,79 juta ton; dan Sulawsi Barat 11,46 juta ton.
Sebagai informasi, target eksplorasi ini merujuk klasifikasi berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 5015:2019.
(Baca juga: Konsumsi Batu Bara Indonesia Naik 5,87% pada 2023)