PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan raihan produksi migas sebesar 800.000 barel oil equivalent per day (boepd) pada September 2022. Produksinya meningkat 9% dari raihan produksi periode yang sama tahun 2021 sebesar 744.000 boepd. Realisasi produksi migas itu melebihi target Pertamina yang mencapai angka 808 ribu boepd hingga akhir 2022.
Secara rinci, produksi minyak sampai dengan September 2022 mencapai 418.000 barel oil per day (bopd). Torehan ini naik 20% dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 349.000 bph.
Di sisi lain, capaian produksi gas PHE berada di angka 2.216 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau turun 1% dari capaian tahun lalu di kisaran 2.290 mmscfd.
Direktur Utama PHE Wiko Migantoro mengungkapkan, penurunan produksi gas disebabkan oleh kondisi penurunan alami atau natural decline di lapangan. Wiko menjelaskan, penurunan alami yang menimpa PHE merupakan konsekuensi logis dari pengelolaan lapangan-lapangan tua oleh Pertamina.
Untuk meningkatkan produksi migas, PHE berencana memasifkan aktivasi jumlah sumur pengembangan menjadi 738 lubang dibanding realisasi di tahun 2021 sejumlah 337 sumur. Selain itu, ujar Wiko, PHE juga menaikan kegiatan workover menjadi 589 kali, meningkat dari 540 workover pada 2021.
Wiko pun menambahkan, PHE bakal melakukan manuver pada kegiatan eksplorasi dengan menyisir peluang pengeboran beresiko tinggi. "Dulu kami hanya main di low risk, yang orang bilang hasilnya tidak big fish. Dan untuk tahun depan kami alokasikan 22% untuk di high risk," tukas Wiko seperti dilansir Katadata.co.id.
(baca: Ini Jumlah Cadangan Gas Alam Indonesia Tahun 2011-2021)