Ekonomi Jawa Tengah diukur menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 359,54 triliun pada kuartal III 2021. Jika diukur menurut PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, perekonomian di provinsi ini tumbuh 2,56% menjadi Rp 251,24 triliun pada kuartal III 2021 dibanding kuartal III-2020 (year on year/yoy).
Penopang PDRB Jawa Tengah dari sisi lapangan usaha pada kuartal III 2021 berasal dari industri pengolahan yang tumbuh 2,62% (yoy) dan sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh 6,52% (yoy). Industri pengolahan berkontribusi sebesar 33,61%, sedangkan perdagangan besar dan eceran berkontribusi 13,69% terhadap perekonomian provinsi tersebut.
Sementara komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh 1,84% (yoy) dan komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 5,22% (yoy) mampu mendongkrak perekonomian Jawa Tengah dari sisi pengeluaran. Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 59,37% dan PMTB berkontribusi 32,21% terhadap PDRB provinsi tersebut.
Pandemi Covid-19 sempat berimbas terhadap perekonomian Jawa Tengah dengan adanya kontraksi dalam 4 kuartal secara beruntun mulai kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021. Namun, pada kuartal II-2021 perekonomian Jawa Tengah berhasil bangkit dan mencatatkan pertumbuhan.
Perekonomian Jawa Tengah pada kuartal III tahun ini juga tumbuh 1,66% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q). Demikian pula secara akumulasi sepanjang periode kuartal I-III 2021 juga tumbuh 2,44% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (cumulative to cumulative/c-to-c).
(Baca: Ekonomi Banten Tumbuh 4,62% pada Kuartal III 2021)