Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp175,86 triliun pada April 2022 atau 15,66% terhadap APBD.
Realisasi tersebut mengalami penurunan 1,1% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp177,87 triliun (year-on-year/yoy).
Jika dirinci berdasarkan jenisnya, belanja APBD pada April 2022 terdiri dari belanja pegawai yang realisasinya paling tinggi, yakni mencapai Rp91,10 triliun. Jumlah ini naik 0,8% dari April 2021 yang sebesar Rp90,40 triliun (yoy).
Kemenkeu mencatat, kenaikan belanja pegawai antara lain disebabkan sebagian besar daerah telah merealisasikan pembayaran tambahan penghasilan pegawai (TPP) dan tunjangan hari raya (THR) bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).
Kemudian, untuk realisasi belanja barang dan jasa sebesar Rp41,77 triliun atau naik 1,8% dari sebelumnya Rp41,02 triliun (yoy). Kenaikan ini, antara lain karena adanya peningkatan belanja satwa alat berat, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis diikuti dengan belanja perjalanan dinas.
Berikutnya, untuk belanja modal realisasinya mencapai Rp9,32 triliun atau naik 6,4% dari belanja tahun lalu di periode yang sama Rp8,76 triliun. Kenaikan ini lantaran adanya progress pencatatan dan realisasi pengadaan barang dan jasa mulai optimal.
Menurut catatan Kemenkeu, peningkatan belanja modal ditunjukkan dengan pertumbuhan realisasi belanja modal di bidang pertanian dan peternakan, listrik dan komunikasi (telepon), komputer, serta pengadaan tanah.
Sementara itu, untuk realisasi belanja lainnya sebesar Rp33,68 triliun atau turun 10,7% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp37,69 triliun.
"Belanja lain-lain mengalami penurunan, terutama berhubungan dengan PEN atau penanganan Covi-19 tahun lalu yang cukup besar. Jadi artinya kegiatan di daerah sudah mulai normal," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Senin (23/5/2022).
(Baca Juga: Ini APBD Pemda Kabupaten/Kota pada 2021, Siapa Terbesar?)