38 Hotspot Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 9 Desember 2025)
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 38 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 51 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (9/12/2025) pukul 11.27 WIB. Dari 38 titik panas terdeteksi, 38 titik skala sedang.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Titik Panas Karhutla di Sumsel Bertambah pada Pertengahan Oktober 2023)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Maluku Utara sebanyak 12 titik. Papua menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 7 titik. Sulawesi Tengah berada di posisi ketiga sebanyak 7 titik panas.
Sebanyak 3 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara menyusul dengan 2 titik panas, serta Kalimantan Utara dan Riau masing-masing memiliki 2 dan 2 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: 5 Provinsi dengan Titik Panas Karhutla di Ekosistem Gambut Terbanyak sampai Agustus 2025)