Organisasi Peserta Kongres Perempuan Indonesia I 1928

Hari Ibu Nasional diperingati setiap 22 Desember. Hal ini merujuk pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada 22-25 Desember 1928 di Kompleks Joyodipuran, Yogyakarta. 

Laporan kongres yang dimuat kembali dalam Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang karya Susan Blackburn, melaporkan ada 51 organisasi yang mengirimkan wakilnya ke kongres, terdiri atas 30 organisasi perempuan dan 21 organisasi laki-laki.

Secara keseluruhan, partisipan dalam Kongres Perempuan Indonesia I diestimasikan mencapai 1.000 orang. 

Berikut organisasi perempuan dan organisasi laki-laki yang mengirimkan utasannya ke Kongres Perempuan Indonesia pada 22-25 Desember 1928:

Organisasi perempuan

1. Poetri Boedi Sedjati (Surabaya)
2. Poetri Indonesia (Surabaya)
3. Wanito Katholiek (Solo)
4. Roekoen Wanodijo (Jakarta)
5. Wanito Sedjati (Bandung)
6. Poetri Indonesia (Mataram)
7. Darmo Laksmi (Salatiga)
8. Boedi Rini (Malang)
9. Margining Kaoetaman (Kemayoran)
10. Karti Wara (Solo)
11. Boedi Wanito (Solo)
12. Wanito Katholiek (Mataram)
13. Jong Java (Mataram)
14. Jong Java (Salatiga)
15. Jong Islamieten Bond (Jakarta)
16. Wanito Kentjono (Banjarnegara)
17. SIBI (Surabaya)
18. Pimpinan Pusat Aisijah
19. Santjaja Rini (Solo)
20. Aisijah (Solo)
21. Wanito Oetomo (Mataram)
22. Wanito Moeljo (Mataram)
23. Taman Siswo (Mataram)
24. Panti Krido Wanito (Pekalongan)
25. Jong Islamieten Bond (Mataram)
26. Jong Java (Jakarta)
27. Jong Islamieten Bond (Tegal)
28. Natdatoel Fataat (Mataram)
29. Koesoemo Rini (Kudus)
30. Isteri Sumatra.

Organisasi laki-laki

1. Boedi Oetomo
2. Pimpinan Pusat Partai Nasional Indonesia
3. CPPPBD
4. Pimpinan Pusat Perhimpoenan Indonesia
5. Partai Islam (cabang)
6. Partai Sarekat Islam (Mataram)
7. MKD
8. Jong Java (Mataram)
9. Pimpinan Pusat Walfadjri
10. PAPI Batavia
11. PJA
12. PTI
13. Jong Madoera
14. Pimpinan Pusat Mohammadijah
15. Jong Java Batavia
16. Pimpinan Pusat Jong Islamieten Bond
17. PAPIM
18. PSD
19. Sangkara Moeda
20. INPO
21. SIAP.

Kongres ini menyepakati sejumlah putusan, di antaranya:

• Mendirikan badan permufakatan bernama Perikatan Perempuan Indonesia
• Mendirikan badan beasiswa pendidikan untuk anak-anak perempuan tidak mampu
• Memperkuat pendidikan pramuka
• Mencegah perkawinan anak
• Mengirim mosi kepada pemerintah
• Mengirim mosi kepada majelis agama agar tiap taklik dikuatkan dengan surat sesuai ajaran Islam.

(Baca: Riwayat Organisasi Perempuan era Pra-Kongres Perempuan Indonesia I 1928)