Ketimpangan Gender Jabar Lebih Tinggi dari Rerata RI pada 2024

Demografi

Premium

Akbar Ridwan 07/08/2025 14:54 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Jawa Barat pada 2024 lebih tinggi daripada rata-rata nasional.

Indeks Ketimpangan Gender di Provinsi Jawa Barat (2018-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Ketimpangan Gender Jabar Lebih Tinggi dari Rerata RI pada 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Indeks Ketimpangan Gender di Provinsi Jawa Barat (2018-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Jawa Barat pada 2024 lebih tinggi daripada rata-rata nasional.

Pada tahun tersebut IKG Jawa Barat sebesar 0,458 dari skala 0-1 poin, sementara IKG Indonesia sebesar 0,421 poin.

BPS menjelaskan, semakin tinggi skor IKG maka ketimpangan antara laki-laki dan perempuan semakin tinggi. Artinya, tingkat kesetaraan semakin rendah.

Meskipun IKG Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan skor nasional, tapi dalam 6 tahun terakhir terjadi tren penurunan.

Pada 2018, skor IKG provinsi tersebut sebesar 0,508 poin. Pada 2021 turun menjadi 0,493 poin dan 2024 turun lagi menjadi 0,458 poin.

BPS menggunakan 3 dimensi dalam pengukuran IKG. Pertama, pemberdayaan yang terdiri dari persentase anggota legislatif laki-laki dan perempuan serta persentase penduduk laki-laki dan perempuan yang berpendidikan SMA ke atas.

Pada 2024, persentase anggota legislatif laki-laki di Jawa Barat sebesar 77,31% dan perempuan 22,69%. Sementara laki-laki yang berpendidikan SMA ke atas 42,04% dan perempuan 34,71%.

Kedua, dimensi kesehatan reproduksi yang terdiri dari proporsi perempuan 15-49 tahun yang dalam 2 tahun terakhir melahirkan anak lahir hidup terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF), serta proporsi perempuan 15-49 tahun yang saat melahirkan anak lahir hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20).

Menurut BPS, skor MHPK20 Jawa Barat pada 2024 sebesar 0,281 poin dan MTF 0,121 poin.

Ketiga, dimensi pasar tenaga kerja dengan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki dan perempuan. Pada 2024, TPAK laki-laki di Jawa Barat sebesar 84,51% dan perempuan 50,59%.

(Baca: Skor Ketimpangan Gender RI Turun dalam 6 Tahun Terakhir)

Editor : Erlina Fury Santika