12 Ribu Lebih Desa di Indonesia Manfaatkan Laut untuk Perikanan Tangkap pada 2024

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ada 12.968 desa tepi laut atau 15,39% dari seluruh wilayah administrasi setingkat desa di Indonesia pada 2024. Dengan situasi itu, laut pun dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomi masyarakat.

Pada tahun lalu contohnya, BPS mendata ada 12.117 desa tepi laut yang memanfaatkan laut untuk perikanan tangkap. Selanjutnya, 3.874 desa tepi laut mengoptimalkan laut sebagai transportasi umum.

Sementara itu, 3.756 desa tercatat memanfaatkan laut untuk perikanan budidaya, 2.331 desa mengoptimalkan laut sebagai wisata bahari, dan 518 desa memaksimalkan laut untuk tambak garam.

Menurut BPS, data tersebut menunjukkan lebih dari setengah jumlah desa tepi laut memanfaatkan laut untuk kegiatan perikanan tangkap. Sektor ini pun paling banyak menyerap tenaga kerja.

Sebab, selaras dengan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, pada 2023 jumlah nelayan perikanan tangkap sekitar 3,20 juta orang, terdiri atas2,77 juta nelayan laut dan 0,43 juta nelayan perairan umum darat.

Namun, wilayah pesisir menghadapi tantangan, seperti pencemaran laut yang disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan domestik, terutama sampah plastik. Menurut BPS, hal itu menjadi ancaman serius ekosistem laut Indonesia.

“Dampak kerusakan laut bagi sektor ekonomi paling berpengaruh pada masyarakat nelayan yang kehidupan ekonominya sangat bergantung pada kondisi laut. Pencemaran laut mengakibatkan penurunan hasil tangkap nelayan di sejumlah wilayah,” kata BPS.

(Baca: Sebanyak 2.131 Desa Tepi Laut di Indonesia Tercemar pada 2024)