Jumlah Pemain Judi Online di Indonesia Melonjak pada 2024

Demografi

Lite

Adi Ahdiat 19/05/2025 13:47 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan PPATK, pada 2024 ada sekitar 8,8 juta pemain judi online di Indonesia. Jumlah ini melonjak sekitar dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Jumlah Pemain Judi Online di Indonesia (2023-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Jumlah Pemain Judi Online di Indonesia Melonjak pada 2024

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Pemain Judi Online di Indonesia (2023-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), pada tahun 2023 ada sekitar 3,7 juta pemain judi online di Indonesia.

Kemudian pada tahun 2024 jumlahnya melonjak jadi 8,8 juta pemain. Sekitar 3,8 juta orang di antaranya juga tercatat memiliki utang di luar pinjaman perbankan, koperasi, dan kartu kredit.

"Ini bukan sekedar angka, dampak sosial dari persoalan besar kecanduan judi online ini adalah konflik rumah tangga, prostitusi, pinjaman online dan lain-lain," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam siaran pers, Kamis (8/5/2025).

"Banyak kejahatan turunan dari judi online ini, seperti kekerasan, penipuan, pinjaman online ilegal, sampai pembunuhan. Ini berbahaya," lanjutnya.

(Baca: PPATK Cegat Transaksi Rp1,8 Triliun pada 2024, Mayoritas Terkait Judi)

PPATK juga menemukan pada tahun 2024 ada sekitar 28 ribu rekening yang digunakan untuk deposit perjudian online, menampung uang hasil penipuan, perdagangan narkotika, dan tindak pidana lainnya.

"Dalam rangka melindungi kepentingan umum, maka PPATK sesuai kewenangan berdasarkan UU No. 8 Tahun 2010 telah melakukan penghentian sementara atas transaksi nasabah-nasabah, yang berdasarkan data perbankan rekeningnya dinyatakan dormant," kata PPATK dalam siaran pers, Minggu (18/5/2025).

"Atas penghentian tersebut, maka nasabah dapat mengajukan permohonan reaktivasi ke cabang masing-masing bank dengan memenuhi prosedur reaktivasi sebagaimana yang dipersyaratkan oleh perbankan ataupun menghubungi PPATK untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut," sambungnya.

(Baca: PPATK Prediksi Nilai Judi Online RI Tembus Rp1.200 T pada 2025)

Editor : Adi Ahdiat