Negara-Negara dengan Kondisi Rawan Pangan Akut 2024

1
Erlina F. Santika 16/07/2024 14:47 WIB
Image Loader
Memuat...
Jumlah Orang yang Mengalami Kerawanan Pangan Akut di Daerah/Negara Rawan Pangan (2024)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan data World Food Programme (WFP), terdapat beberapa negara yang masuk dalam daftar kerawanan pangan akut pada 2024.

Tingkat kerawanan pangan dihitung melalui lima fase atau klasifikasi. Klasifikasi ini dibakukan dalam klasifikasi fase keamanan pangan terpadu atau integrated food security phase classification (IPC) cadre harmonisé (CH).

Fase pertama adalah tidak ada atau none/minimal, artinya rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan pangan dan nonpangan esensial. Kedua, stres, artinya rumah tangga punya konsumsi makanan yang cukup secara minimal, tetapi tidak mampu membayar pengeluaran nonmakanan yang penting tanpa melakukan strategi penanggulangan stres.

Ketiga, krisis, yakni punya kesenjangan konsumsi pangan yang terlihat dari tingkat kekurangan gizi akut yang tinggi. Bisa juga secara marginal mampu memenuhi kebutuhan pangan minimum, tetapi harus menguras aset mata pencaharian yang penting.

Keempat, keadaan darurat, tak berbeda jauh dengan penjelasan fase tiga, tetapi sudah di level malnutrisi akut hingga menyebabkan kematian.

Kelima, katastrofi, bencana kelaparan. Fase ini, rumah tangga mengalami kebutuhan pangan dan dasar ekstrem, bahkan setelah strategi penanggulangan sudah dilakukan maksimal. Kelaparan, kematian, kemelaratan, dan tingkat kekurangan gizi akut sangat kritis terlihat.

Nigeria menjadi negara dengan jumlah populasi terbanyak masuk daftar rawan pangan akut, yakni 31,8 juta orang. Ini terdiri atas 30,8 juta orang di fase tiga dan 1 juta orang di fase empat.

Kedua, Republik Demokratik Kongo, sebanyak 23,4 juta orang. Terdiri atas 20,5 juta fase tiga dan 2,9 juta fase empat.

Ketiga, Yaman, sebanyak 18 juta orang masuk ke IPC lima. Keempat, Sudan, sebanyak 17,7 juta orang, di antaranya 12,8 juta masuk fase tiga dan 4,9 juta masuk ke fase empat.

Kelima, Etiopia dengan jumlah 15,8 juta yang seluruhnya dikategorikan sebagai masyarakat yang membutuhkan ketahanan pangan dan mata pencaharian. Populasi Etiopia berdasarkan data 2023.

Selanjutnya ada Myanmar, Suriah, Sudan Selatan, Palestina, hingga Libanon seperti terlihat pada grafik.

WFP dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperingatkan bahwa kerawanan pangan akut kemungkinan akan memburuk lebih lanjut di 18 titik rawan kelaparan, terdiri atas 17 negara atau wilayah dan satu klaster regional yang terdiri dari 4 negara, selama periode Juni hingga Oktober 2024.

Mali, Palestina, Sudan Selatan, dan Sudan tetap berada pada tingkat perhatian tertinggi. Haiti ditambahkan ke daftar negara/wilayah dengan perhatian tertinggi karena meningkatnya kekerasan oleh kelompok bersenjata non-negara (NSAG).

World Food Programme (WFP) menambahkan, Chad, Republik Demokratik Kongo (provinsi timur), Myanmar, Republik Arab Suriah, dan Yaman merupakan titik yang sangat memprihatinkan. Semua titik rawan ini memiliki jumlah penduduk yang tinggi dan diproyeksikan menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang kritis, ditambah dengan faktor pendorong yang memburuk yang mengancam jiwa dalam beberapa bulan mendatang.

Sejak edisi Oktober 2023, Republik Afrika Tengah, Lebanon, Mozambik, Myanmar, Nigeria, Sierra Leone, dan Zambia telah ditambahkan ke dalam daftar titik rawan kelaparan, sementara Burkina Faso, Ethiopia, Malawi, Somalia, dan Zimbabwe tetap masuk dalam daftar itu juga.

Disclaimer: artikel ini mengalami perubahan sumber data pada Selasa (16/7/2024) pukul 19.11 WIB, semula ditulis dari World Bank/Bank Dunia, menjadi World Food Programme (WFP).

(Baca juga: 10 Negara dengan Inflasi Pangan Riil Tertinggi Global pada Juni 2024)

Data Populer

Lihat Semua