KLHK Temukan 123 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Jawa Timur (Sabtu, 20 Desember 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 123 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 24 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (20/12/2025) pukul 11.36 WIB. Dari 123 titik panas terdeteksi, 7 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi dan 116 titik skala sedang.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 41 M Guncang Phala Hawaii)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Jawa Timur sebanyak 32 titik. Sulawesi Tenggara menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 15 titik. Maluku Utara berada di posisi ketiga sebanyak 15 titik panas.
Sebanyak 9 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Sumatera Selatan menyusul dengan 8 titik panas, serta Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah masing-masing memiliki 7 dan 6 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.