Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada dua kabupaten/kota dengan rerata vaksinasi mingguan di atas rata-rata di Sulawesi Barat yang saat ini tercatat 547,33 dosis data per Jumat, 22 April 2022.
(Baca: Update Vaksinasi : Dosis 3 di Kab. Tana Tidung Sudah 20,65% (Kamis, 21 April 2022))
Rerata vaksinasi tiga kabupaten/kota teratas dengan angka di atas 0 dosis adalah Polewali Mandar, Mamasa dan Mamuju dengan masing-masing nilai 1.300 dosis, 817 dosis dan 463 dosis.
Polewali Mandar berada di urutan pertama dengan rerata vaksinasi mingguan sebanyak 1.300 dosis. Adapun pemakaian vaksin sampai dengan kemarin tercatat 348,24 ribu dosis. Dalam rekapitulasi data dashboard nasional, pencapaian vaksinasi lengkap di wilayah ini sudah 48,14 persen.
Menurut Kementerian Kesehatan, stok vaksin yang tersedia di kabupaten ini akan segera habis dalam 60 hari ke depan. Sisa hari pemakaian ini diperhitungkan berdasarkan stok yang tersedia sebanyak 78.471 dosis dan penggunaan vaksin seminggu terakhir yang tertinggi di Sulawesi Barat.
Menyusul Mamasa dengan catatan vaksinasi 817 dosis. Stok vaksin yang tersedia saat ini adalah 19.376 dosis. Stok ini diperkirakan akan habis dalam 23 hari ke depan.
Berikutnya adalah Mamuju dengan rerata vaksinasi mingguan 463 dosis kini untuk cakupan vaksinasi lengkap telah mencapai 53,11 persen, rerata vaksinasi mingguan di Mamuju Tengah 257 dosis dan capaian vaksinasi lengkap sebesar 47,75% dan Pasangkayu dengan vaksinasi 242 dosis dan capaian vaksinasi lengkap sebesar 53,01%
(Baca: Vaksinasi di Jawa Timur Hingga Kamis, 21 April 2022 Sudah Dinikmati 29,44 juta Jiwa)
Wilayah di luar Jawa dengan nilai rerata vaksinasi tertinggi beberapa di antaranya adalah Simalungun, Rokan Hulu dan Lampung Tengah dengan masing-masing rerata vaksinasi yakni 7.506 dosis, 6.305 dosis dan 6.083 dosis.
Meski penularan Covid-19 di sebagian wilayah telah turun, pemerintah mengimbau agar semua orang ikut mengurangi transmisi Covid-19 dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tak berkerumun dan mengurangi mobilitas turut berkontribusi menekan laju penularan virus corona.