Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan bertajuk Statistik Kriminal 2023 yang berisi tren kasus kejahatan asusila, termasuk perkosaan dan pencabulan, di Indonesia selama lima tahun terakhir.
Hasilnya, jumlah kasus perkosaan dan pencabulan di Tanar Air cenderung fluktuatif selama 2018-2022.
Sepanjang 2022, jumlah kasus perkosaan dan pencabulan mencapai angka 4.336 kasus per tahun. Jumlah ini menurun berturut-turut dibanding periode 2021 dan 2020 masing-masing sebanyak 5.905 kasus dan 6.872 kasus.
Di sisi lain, jumlah kasus perkosaan dan pencabulan justru cenderung meningkat pada periode sebelum pandemi hingga awal pandemi Covid-19. Hal ini seperti terlihat pada grafik di atas.
Secara tren, jumlah kasus perkosaan dan pencabulan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada 2020.
Meskipun naik cukup tajam pada 2020, jumlah kasus perkosaan dan pencabulan mulai menurun pada 2021 dan mencapai angka terendah dalam lima tahun terakhir pada 2022.
Sepanjang 2022, Sumatera Utara merupakan wilayah kerja kepolisian daerah (polda) yang paling banyak melaporkan kasus perkosaan dan pencabulan pada 2022, yakni sebanyak 453 kasus. Posisinya diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 380 kasus dan 297 kasus perkosaan dan pencabulan.
Sementara, Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebagai wilayah kerja polda dengan kasus perkosaan dan pencabulan paling sedikit pada tahun lalu, yaitu hanya 35 kasus. Lalu, disusul oleh Kalimantan Tengah dan Bali dengan masing-masing 36 kasus dan 38 kasus.
(Baca: Jumlah Tindak Kejahatan di Indonesia Melonjak Tajam pada 2022)