Produksi tembakau di DI Yogyakarta tercatat 0,3 ton. Angka ini tidak berubah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat 0,8 ton data per 2023. Menurut rekam jejaknya, pertumbuhan tertinggi di provinsi ini sebelumnya pernah terjadi pada 2017 sebesar 266.67%. Sedangkan rata-rata dalam enam tahun terakhir yakni turun 13.34%.
Daftar 10 Terbesar:
(Baca: Volume Ekspor Bijih Logam dan Sisa Sisa Logam Provinsi Nusa Tenggara Barat Oktober 2024)
Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Perkebunan menghimpun data produksi tembakau di seluruh provinsi Indonesia. Dari hasil pendataan, berikut ini adalah 10 provinsi yang paling banyak mendapatkan poin menghasilkan produksi tembakau di tanah air.
(Baca: Angka Partisipasi Murni Periode 2013-2024)
Jawa Timur mencatatkan produksi tembakau tertinggi dengan 109 ton. Di provinsi ini, Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Perkebunan mencatat perkembangan data tahunan di wilayah ini naik 9,55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Nusa tenggara barat berada di urutan kedua. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, produksi tembakau di provinsi ini tumbuh 1,34%. Jumlah produksi tembakau di provinsi ini dilaporkan 60,6 ton. Sedangkan untuk statistik tahunan jumlah produksi tembakau terlihat naik 1,34% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 59,8 ton.
Berikutnya, produksi tembakau di Jawa Tengah naik 15,32% menjadi 52,7 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, produksi tembakau di Jawa Barat naik 3,49% menjadi 8,9 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan produksi tembakau di Aceh naik 4,76% menjadi 2,2 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya
Berikut ini adalah daftar sepuluh provinsi yang mencatatkan produksi tembakau dengan jumlah tertinggi:
- Jawa Timur 109 ton
- Nusa Tenggara Barat 60,6 ton
- Jawa Tengah 52,7 ton
- Jawa Barat 8,9 ton
- Aceh 2,2 ton
- Sumatera Utara 1,9 ton
- Sulawesi Selatan 1,3 ton
- Nusa Tenggara Timur 0,8 ton
- Lampung 0,4 ton
- DI Yogyakarta 0,3 ton