Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur sebesar 12,63% pada 2023.
Angka tersebut turun 3,76% dari tahun sebelumnya sebesar 16,39%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir turun 2,07%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kabupaten Kutai Barat lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kabupaten Kutai Barat yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 12,63% dari total penduduk.
Dibandingkan dengan 9 kabupaten/kota lain di Provinsi Kalimantan Timur, PoU di Kabupaten Kutai Barat ada di urutan ke-8. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kota Bontang (6,95%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Penajam Paser Utara (16,34%).
Berikut ini daftar PoU terendah di seluruh kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Timur pada 2023.
- Kota Bontang: 6,95%
- Kota Balikpapan: 6,98%
- Kabupaten Berau: 7,86%
- Kota Samarinda: 7,87%
- Kabupaten Kutai Timur: 8,7%
- Kabupaten Kutai Kartanegara: 10,59%
- Kabupaten Paser: 11,99%
- Kabupaten Kutai Barat: 12,63%
- Kabupaten Mahakam Hulu: 13,82%
- Kabupaten Penajam Paser Utara: 16,34%
(Baca: Harga Pangan Terbaru di D.I Yogyakarta: Cabai Naik, Garam Turun)