Paus Fransiskus dari Takhta Suci Vatikan melakukan kunjungan apostolik dan diplomatik ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Selain bertemu dengan Presiden Joko Widodo, pemimpin tertinggi gereja Katolik ini juga akan menggelar misa akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi dalam rangkaian lawatan apostolik Paus Fransiskus di kawasan Asia Pasifik.
Sebelumnya, Indonesia pernah dua kali dikunjungi oleh Paus, yaitu Paus Paulus VI pada Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989.
Lantas, bagaimana masyarakat Indonesia memaknai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia kali ini?
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan, mayoritas atau 41,8% responden memaknai kunjungan Paus ke Tanah Air ini membawa misi perdamaian antar-umat beragama, toleransi, dan penghapusan diskriminasi.
Lalu 29,7% responden memaknainya sebagai simbol persahabatan dan dialog antar-umat beragama di Indonesia. Diikuti 27,6% responden menjadikan kunjungan Paus sebagai penghormatan kepada bangsa Indonesia atas keragaman dan persaudaraan antar-umat beragama.
Kemudian lawatan Paus Fransiskus juga dimaknai sebagai seruan moral bagi Indonesia untuk meningkatkan upaya merawat lingkungan hidup (14,4%) dan menjadi momentum penting bersejarah bagi hubungan diplomatik Indonesia-Vatikan (9,8%).
Selain itu, sebanyak 5,2% responden memaknai kunjungan Paus ini untuk mengapresiasi Gereja Katolik di Tanah Air.
“Kunjungan Paus secara khusus juga memberi apresiasi kepada Gereja Katolik di Indonesia dalam perannya mengirim misionaris ke sejumlah daerah misi di seluruh dunia,” tulis Litbang Kompas dalam laporannya, Senin (2/9/2024).
Survei Litbang Kompas ini melibatkan 536 responden di 38 provinsi Indonesia yang dipilih secara acak dan proporsional. Survei ini menggunakan pilihan multiple answer, responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.
Pengambilan data dilakukan pada 19-21 Agustus 2024 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,32% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Indonesia Pegang Skor Pengaruh Diplomasi Tertinggi di Asia Tenggara 2023)