Data Companies Market Cap menunjukkan, nilai kapitalisasi pasar perusahaan teknnologi raksasa, Apple Inc, mencapai US$2,59 triliun pada hari ini, Kamis (18/4/2024).
Nilai itu menempatkan perusahaan pembuat gawai iPhone tersebut menempati posisi kedua terbesar dunia setelah Microsoft yang menyabet US$3,06 triliun.
Berdasarkan pantauan Databoks, nilai pasar Apple itu juga turun dari Januari 2024 yang sempat mencapai US$2,87 triliun. Saat itu, Apple harus tunduk dari Microsoft yang mendepaknya dari kursi perusahaan paling bernilai di dunia.
(Baca juga: Geser Apple, Microsoft Jadi Perusahaan Paling Bernilai di Dunia Awal 2024)
Secara rerata tahunan, nilai pasar pada data terakhir 2024 ini pun ambles dari 2023 yang sebesar US$2,99 triliun. Sementara rerata nilai pada 2022 sebesar US$2,06 triliun
Capaian 2022 turun dari rata-rata kapitalisasi pasar 2021 yang sebesar US$2,9 triliun. Sementara pada 2020, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya US$2,25 triliun.
Tahun-tahun tersebut menjadi masa emas Apple sebab mendapat nilai kapitalisasi pasar di atas US$2 triliun. Sebelum 2020, nilai kapitalisasi pasarnya masih di bawah US$1,2 triliun seperti terlampir pada grafik.
Apple masih jadi perbincangan hangat di Indonesia setelah CEO perusahaan tersebut, Tim Cook, menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Tujuan kunjungannya untuk menyampaikan rencana pembangunan Apple Developer Academy keempat di Bali.
Mereka berinvestasi total Rp1,6 triliun sejak membangun Apple Developer Academy pada 2018.
“Investasi untuk tiga Apple Developer Academy Rp1,2 triliun. Jika ditambah satu lagi di Bali, maka menjadi Rp1,6 triliun,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Budi Arie Setiadi kepada Katadata, Rabu (17/4/2024).
Apple Developer Academy di Indonesia tersebar di empat daerah, di antaranya di Bina Nusantara (Binus) BSD, Tangerang; Universitas Ciputra di Surabaya; Infinite Learning di Batam; dan di Bali.
Budi juga membahas potensi pendirian Apple Store di Indonesia. Ia menyampaikan Apple masih mempertimbangkan.
“Yang lain-lain mereka sedang pertimbangkan. Tapi dari komitmen dan keseriusan, mereka berharap Indonesia terlibat proses produksi dan pengembangan lebih lanjut,” ujar Budi.
(Baca juga: Beda Nilai Investasi Apple di Vietnam, Singapura, dan Indonesia)